Wednesday, February 27, 2008

Muhammad SAW dalam Kitab Suci Hindu

Kaum Hindu, Buddha, Kristen dan Yahudi mempunyai kata singkatan mistik milik mereka masing-masing. Dan 'Om' adalah 'Kata singkatan mistik yang besar' dari kaum Hindu dan Buddha. Mereka mendakwahkan, bahwa suatu pembacaan ulang yang berkali-kali dari kata singkatan ini membimbing mereka di dunia ini menuju perbendaharaan yang paling berharga berupa tujuh macam permata berharga, dan di akhirat akan mendapat rahmat yang unggul, serta persatuan dengan Dzat Ilahi. Begitu pula 'Alpha-Omega' adalah kata singkatan dari kaum Kristiani dan 'Emet' dari kaum Yahudi.

Marilah kita, dalam kesempatan pertama, merenungkan apa yang telah dikatakan oleh wali dan rishi Hindu mengenai hal ini. Kaum Hindu, umumnya, memegang Kitab Weda dengan penuh penghormatan dan keyakinan; dan dari Kitab ini Rig Weda memiliki keunggulan yang paling utama serta berharga. Dalam Rig Weda dikatakan:

"Seluruh mantra(1) dari Rig Weda ada di langit tinggi,
dimana segenap dewa-dewi tinggal. Mereka dimampatkan
dan disembunyikan dalam satu kata singkatan; kebaikan
apa yang akan dilakukan Weda kepada dia yang tak tahu
kata singkatan itu; dan bagi mereka yang tahu akan
berbahagia dan sejahtera di dunia ini"(2).



Apakah rahasia kata singkatan ini yang disebutkan dalam Weda, dimana telah dimampatkan dan disarikan dari nyaris sepuluh ribu mantra dari Rig Weda dan berisi di dalamnya semua mantra yang dipujikan dari Rig Weda? Yakni kita katakan, semua mantra dalam Rig Weda ditekankan kepada kata singkatan mistik itu. Apa yang harus kita katakan tentang Rig Weda bila tak ada jejak untuk menelusuri kata singkatan ini bisa didapatkan dalam seluruh keempat Kitab Weda. Para penafsir dengan mengingat usahanya yang cukup, belum bisa menemukan satu celah ke arah kata singkatan ini. Seorang penafsir kuno menyatakan:

"Adalah jiwa manusia dimana nalarnya seperti dewa, dan tempat tinggalnya adalah tubuh manusia. Orang yang tidak mengenal jiwanya tidak bisa mengambil manfaat dari nalar dan tubuhnya, tetapi mereka yang mempunyai ilmu jiwa menemukan kehidupan bahagia dan penuh rahmat".

Penafsir itu telah menyajikan fikiran yang baik, tetapi bagaimana seluruh mantra dari Rig Weda, seperti yang dinyatakannya, telah disatukan dan dikumpulkan dalam jiwa manusia dari seorang awam, dan bagaimana dewa ada di dalamnya sedangkan dia tinggal di langit tinggi, tidak dijelaskan, sehingga kata singkatan mistik itu tetap tidak jelas seperti sediakala.

Seorang penafsir lain menerangkan:

"Kata singkatan mistik itu adalah matahari, dan sinarnya yang terang adalah dewa-dewi. Jiwa adalah tenaga di dalamnya yang mendorongnya kepada perbuatan; dan kebajikan apa yang bisa dikenal manusia bila tidak berasal dari matahari serta cahayanya yang terang?".

Ide ini juga masuk akal. Tetapi ini memberi pemahaman bahwa matahari dengan sinarnya itu lebih bermanfaat dibanding mantra dalam Rig Weda, dan, setelah mengetahui hal itu, ada tersisa pandangan bahwa tidak perlu orang membaca Rig Weda. Betapa pun, penafsir itu tidak bisa menerangkan kepada kita apakah jiwa surya itu, ilmu dari mana ada satu kunci untuk mengenal semua ilmu dari Rig Weda.

Namun, seorang peninjau ketiga menyatakan:

"Kata singkatan mistik itu yakni 'Om', dimana semua dewa­dewi telah tiba bersama dan bersidang. Mereka yang tak tahu apa-apa tentang 'Om' ini, baginya Rig Weda tak bisa membawa kebaikan suatu pun; tetapi bagi orang yang mempunyai ilmu tentang 'Om' ini, dia akan memperoleh kebahagiaan dan sukses, perdamaian serta kesejahteraan di dunia ini" (Nirukt, 13:10-12).

Jumlah dan substansi dari penelitian ini ialah bahwa tak ada nama maupun sebutan dari kata singkatan ini yang bisa didapat dalam Kitab Weda. Bila tidak maka para penafsir akan dapat langsung menunjukkannya. Kami hargai dan puji peragaan yang disajikan oleh para penafsir, tetapi ide dari kata singkatan mistik itu tidak terdapat dalam Kitab Weda saja. Sesubngguhnya Weda telah meminjamnya dari Kitab Upanishad.

'Om' dalam Kitab Upanishad.

Dalam otentisitas dan otoritas, Kitab Upanishad diletakkan sesudah Weda. Tetapi Upanishad mengklaim dirinya dalam posisi yang jauh lebih unggul daripada Weda, fakta mana juga terbukti dan diakui oleh banyak pemimpin dan pendeta Hindu; misalnya Raja Ram Mohan Roy, pendiri Brahmo Samaj, menganut keyakinannya atas doktrin ini (3), dan filsuf Hindu terkemuka Pandit Raja Krishnan, menulis dalam bukunya yang terkenal, "Philosophy of the Upanishads":

"Kami dapati Upanishad ini suatu kemajuan dibanding Samhita (Weda), begitu banyaknya anjuran kebenaran di dalamnya, begitu bermacam-macamnya penafsiran mereka tentang Tuhan sehingga nyaris setiap orang bisa mencari apa yang diinginkan, dan menemukan apa yang dicari"(4):

"Bahwa 'Om' bukanlah suatu seruan primitif dibuktikan dengan perbandingan munculnya yang terlambat dalam kepustakaan. Ini tidak muncul sama-sekali dalam Rig Weda, dan yang sama didambakan dalam Atharwa. Dalam Taitreya Samhita, ini tidak terdapat dalam bait-bait mantranya, namun secara tidak langsung ada sekaligus sebagai pranave, di mana dalam (3.2.9.6) ini jelas mencatat suara pada akhir ayat yang disajikan yang digumamkan oleh Hotri. Begitu pula dalam Vajasni Samhita (Yajurweda)" (5).

Upanishad sendiri telah menggelar klaim mereka dengan kata-kata berikut: "Shaunak, kuasa rumah yang besar, mendekati Augras dengan penuh hormat dan bertanya: Tuan, apakah itu yang melalui mana, bila diketahui, maka segala sesuatu menjadi diketahui?". Dia berkata kepadanya:

"Dua macam ilmu harus kita ketahui, ini adalah apa yang oleh semua yang mengenal Brahma(Tuhan) katakan kepada kita, yakni ilmu yang lebih tinggi dan yang lebih rendah. Ilmu yang lebih rendahyakni Rig Weda, Yajur Weda, Sama Weda, Atharwa Weda, dan sebagainya, tetapi ilmu yang lebih tinggi yakni di mana Akshara itu difahami" (6).

Dalam bait ini yang ingin dimaksudkan untuk dikatakan oleh Upanishad ialah bahwa pengetahuan tentang akshara ini tak dapat diperoleh dari Rig dan Weda lain-lainnya; dan Rig Weda sendiri menyatakan bahwa bila manusia tidak mengenal akshara ini atau kata singkatan rahasia, maka tidak dapat memperoleh manfaat apa pun dari Rig Weda. Selanjutnya ditunjukkan dari Upanishad bahwa suatu ilmu tentang Akshara ini akan membimbing kepada ilmu yang lebih tinggi, yakni ilmu tentang Dzat Ilahi.

Setelah Mundok Upanishad, Kitab Upanishad yang otentik selanjutnya adalah Kath Upanishad, di mana di sana ditulis:

"Yama berkata: 'Bahwa kata dimana semua Weda abai, yang diumumkan oleh para pertapa, yang diinginkan manusia bila mereka mau hidup sebagai siswa agamis, kata yang kukatakan padamu secara singkat, yakni 'Om'" (Kath Upanishad 1:2.15).

Selanjutnya Upanishad yang lain menyatakan:

"Om' berarti 'Brahman", 'Om' berarti 'semua ini', 'Om' berarti 'ketaatan'..... ketika seorang Brahman berangkat memulai pengajarannya, dia berkata,"'Om' semoga saya mencapai Brahman, dus dia memperoleh Weda" (Tait Upanishad 1:8.1).

Pemikiran semacam ini di dapati dalam beberapa tempat di Upanishad. Banyaknya dan substansi di mana 'Om' sebagai kata singkatan mistik, dan seringnya pengulang-ucapan kata itu dalam memulai pembacaan Weda, atau menyampaikan suatu wacana atau meluncurkan eksekusi jaminan, konstruksi bangunan, dalam melakukan Yaggya atau pengorbanan, dalam ibadah dan semedi, pengucapan dengan sepenuh perhatian dan fikiran pada 'Om' adalah tujuan kebahagiaan bagi setiap sarjana dan pendeta agama.

Jika tidak ada 'Om' maka tak akan ada apa-apa dan tak ada sesuatu; tak ada manfaat yang timbul dari suatu telaah terhadap Weda, atau ada suatu kebajikan dari ibadah dan bertapa. 'Om' adalah ilmu yang lebih tinggi dan luhur, yang membimbing seorang manusia kepada kedekatan Ilahi dan keeratannya. Tanpa 'Om' maka tak ada dharma, tiada perbuatan baik, tiada penyelamatan, tiada pembebasan; dengan 'Om' seseorang dapat memperoleh apa yang diinginkannya; 'Om', sebagai suatu perkara nyata, adalah pemenuhan tertinggi dari segala keinginan dan dambaan, dan Weda benar telah berkata bahwa ilmu serta perolehan atas kata singkatan mistik ini mengandung suatu perbendaharaan terdiri dari tujuh permata yang tak ternilai harganya. Mahatma Buddha bisa berbeda pandangan dan tidak setuju dengan Weda di dalam banyak perkara, namun untuk hal ini beliau satu dengan mereka.

Ket :
1. Richo akshre parme avyoman yasmin devaadhi vishve nishedo, Yastan naved kim richa krishyati ya it had vidotaime smaste. Rig Weda 1:64.39.

2. Terjemahan ini dari Nirukta, yang dianggap sebagai tafsir yang paling otentik dari Weda Nirukta.13:10.12.

3. Raja Rammohum Roy hanya meletakkan jari-jarinya atas Upanishad saja, sebagai biji yang paling benar dari seluruh Weda. F.Max Muller: Sacred Books of the East jilid I. Introduction to Upanishads hal.xiii.

4. Hon. Radha Krishnan, Philosophy of the Upanishads, halaman 16.

5. Hastings, Encyclopaedia of Religion and Ethics jilid ix halaman 490.

6. Dve vidye vedetarya, iii hasm yat Brahm vido vadanti para cha vai apparach athapara Rigvedo, Yajurvedah Samveda, Atharvaveda...ath atha para yayaad aksharamadhi gamyate, Mandak Upanishads,1:1.3-5.

(disalin dari Maulana Abdul Haque Vidyarthi (1888 - 1978) )

Read More...

Kisah Kontroversial Ibrahim dalam Bibel

Dari Surah Ash Shaffat (37) ayat 99 sampai dengan ayat 113:

99 Dan Ibrahim berkata: Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.
100. Wahai Tuhanku, anugerahilah aku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh;
101. Maka Kami gembirakan dia dengan (kelahiran) seorang anak yang amat sabar.
102. Maka tatkala anak itu telah sampai pada usia dapat membantu bapaknya, berkatalah Ibrahim : 'Wahai anakku sayang, sesungguhnya aku melihat didalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Untuk itu bagaimanakah pendapatmu ?' Anaknya menjawab: 'Hai Bapakku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapati aku termasuk golongan orang-orang yang sabar'.
103. Maka tatkala keduanya (bapak dan anak) telah menyerahkan diri (kepada Allah) dan Ibrahim telah merebahkan anaknya diatas pipinya (ditempat penyembelihan dan hampir menyembelihnya).
104. Maka Kami panggillah dia, 'Wahai Ibrahim' (Janganlah engkau lanjutkan perbuatan itu.)
105. Sungguh, engkau telah membenarkan (melaksanakan perintahKu dalam) mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."
106. "Sesungguhnya (perintah penyembelihan) ini benar-benar suatu ujian yang nyata,
107. Dan Kami tebus sembelihan itu dengan sembelihan yang agung,
108. dan Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian) dikalangan orang-orang yang datang kemudian.
109. Yaitu, Kesejahteraan yang senantiasa dilimpahkan atas Ibrahim."
110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik,
111. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
112. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq, seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh,
113. Dan Kami limpahkan keberkatan atasnya (Ismail) dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucu mereka berdua, ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zhalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata."

Ibrahim as adalah seorang Nabi yang mumpuni dan penuh berkah dari Allah, dimana beliau sejak kecilnya didalam pencarian jati diri kebenaran sosok Tuhannya, telah mempergunakan kekuatan akal pikirannya serta hati nuraninya, dimulai dari ketidak puasannya terhadap berhala-berhala yang dibuat oleh bapaknya sendiri dan dijadikan sesembahan kaumnya masa itu (Lihat dalam Qs. 37:83-93), juga ketidak puasannya terhadap hal-hal yang semula dianggapnya Tuhan namun kemudian dinisbikannya sendiri karena bertentangan dengan akal pikiran serta hati nurani (Lihat kisah Nabi Ibrahim dalam pencarian Tuhan pada Qs. 6:75-79)



Keberimanan Ibrahim kepada Allah yang Esa yang tidak terbagi menjadi potongan-potongan kecil kemakhlukan telah membuatnya berlepas diri terhadap kaumnya dan bahkan juga bapaknya (Qs. 60:4 dan Qs. 19:41-48) yang sampai pada puncaknya penghancuran seluruh berhala sesembahan mereka (Qs. 21:57-58) sehingga dikorbankanlah Ibrahim kedalam satu hukuman pembakaran yang berkat rahmat dari Allah, keselamatan dilimpahkan kepada Nabi agung ini dan api tidak mampu menembus kulitnya yang mulia itu. (QS. 21:61-69)

Selanjutnya keberimanan yang tulus dan penuh tanpa syarat setelah beliau mendapatkan kebenaran tersebut dengan Allah, Ibrahim kembali diuji oleh Allah, setelah sekian lamanya beliau berumah tangga dengan Sarah tidak ada tanda-tanda istrinya ini akan menjadi hamil, sehingga diluar statusnya selaku seorang Nabi, Ibrahim tetaplah seorang manusia yang memiliki keinginan untuk mempunyai keturunan sebagai suatu fitrah yang ada pada diri setiap laki-laki dan suami kepada masa depan penerusnya.

Ibrahim berdoa kepada Allah agar beliau dianugerahi seorang anak yang saleh (Qs. 37:99-100), dan pada bagian ayat berikutnya dijelaskan bahwa permintaan Ibrahim ini dikabulkan oleh Allah dengan diberinya seorang putra yang telah lama dinanti-nantikannya melalui istri keduanya Hajar, Bible dalam Kitab Kejadian 16:11 telah pula menegaskan dan menguatkan kisah yang dipaparkan oleh Qur'an ini.

"And again: Behold, said he, thou art with child, and thou shalt bring forth a son: and thou shalt call his name Ismael, because the Lord hath heard thy affliction." (Genesis 16:11 from Douay)

Sarah sebagai istri pertama dari Ibrahim telah memberikan persetujuan kepada suaminya untuk menikahi Hajar (Kitab Kejadian 16:2-3), dari Hajar ini lahirlah putra pertama Ibrahim yang bernama Ismail disaat usia Ibrahim kala itu 86 tahun (Kitab Kejadian 16:16).

"And Sarai said unto Abram, Behold now, Lord hath restrained me from bearing: I pray thee, go in unto my maid; it may be that I may obtain children by her. And Abram hearkened to the voice of Sarai. And Sarai Abram's wife took Hagar her maid the Egyptian, after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and GAVE HER TO HER HUSBAND ABRAM TO BE HIS WIFE."
(Genesis 16:2-3 from "The Restored Name King James Version of the Scriptures")

"And Abram was fourscore and six years old, when Hagar bare Ishmael to Abram."
(Genesis 16:16 from "The Restored Name King James Version of the Scriptures")

Kisah ini bersesuaian dengan al-Qur'an pada surah 37:101, dan Bible pada kitab Kejadian 21:5 menceritakan bahwa Ibrahim juga akhirnya mendapatkan keturunan dari Sarah, yaitu Ishak, dimana pada kala itu usia Ibrahim sudah mencapai 100 tahun.

Jadi beda antara usia Ismail dan Ishak adalah 14 tahun.
Suatu perbedaan usia yang cukup jauh.

Pada ayat al-Qur'an berikutnya, yaitu surah 37:102, disebutkan bahwa tatkala usia anak yang dilahirkan pertama tersebut, dalam hal ini adalah Ismail sudah mencapai usia yang cukup untuk mengerti, maka Allah mengadakan ujian bagi Ibrahim antara kecintaannya terhadap Allah dan kecintaannya terhadap anak yang selama ini sudah dia nanti-nantikan.

Kisah ini jika kita kembalikan pada Bible, sangat bersesuaian, dimana pada usia Ismail yang sudah lebih dari 10 tahun itu, beliau sudah cukup mengerti untuk berpikir dan tengah meranjak menuju kepada fase kekedewasan.

Ibrahim yang mendapatkan perintah dari Allah itu, melakukan dialog tukar pikiran dengan putranya mengenai pengorbanan yang diminta oleh Allah terhadap diri anaknya ini. Dan kisah yang ini sama sekali bertentangan dengan kisah Bible yang menyebutkan Ibrahim telah membohongi putranya.

"He said to him: Take thy only begotten son Isaac, whom thou lovest, and go into the land of vision: and there thou shalt offer him for a holocaust upon one of the mountains which I will show thee."
(Genesis 22:2 from Douay)

Dari sini kita lihat sudah, bahwa Kitab Kejadian 22:2 sudah mengalami distorsi dengan penyebutan anak tunggal itu adalah Ishak (Isaac).

Pada Kejadian 16:16 diterangkan pada waktu Hagar memperanakkan Ismail bagi Abram, ketika itu umur Ibrahim 86 tahun. Pada kejadian 21:5 disebutkan pada waktu Ishak lahir maka umur Ibrahim 100 tahun. Berdasarkan kedua ayat itu, maka anak Ibrahim yang lahir lebih dahulu ialah Ismail; Jika Kejadian 22:2 menerangkan bahwa firman Tuhan kepada Ibrahim untuk mengorbankan "anak tunggal", jelas pada waktu itu anak Ibrahim baru satu orang.

Adapun anak yang baru seorang ini sudah tentu anak yang lahir pertama atau yang lahir lebih dahulu. Dan anak Ibrahim yang lahir pertama ini ialah Ismail. Jadi Kejadian 22:2 yang menyebutkan "anak tunggal" itu Ishak, jelas merupakan sisipan atau penggantian yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

Apabila pada Kejadian 16:16 dan Kejadian 21:5 anak Ibrahim pada waktu itu sudah dua orang, yaitu Ismail dan Ishak ... mengapa pada Kejadian 22:2 disebutkan "anak tunggal" ?

Yang berarti bahwa anak Ibrahim baru satu orang, lalu kemana anak yang satunya lagi ? Padahal kedua anak tersebut masih sama-sama hidup, sehingga pada waktu Sarah (ibu Ishaq) wafat, kedua anak Ibrahim itu, yakni Ismail dan Ishaq sama-sama hadir mengurus jenasah Sarah.

Jadi seharusnya ayat yang menerangkan kelahiran Ishaq itu letaknya sesudah ayat pengorbanan, sehingga setelah ayat pengorbanan lalu diikuti oleh ayat kelahiran Ishak. Inilah yang disebut dengan "tahrif" oleh al-Qur'an, yaitu mengubah letak ayat dari tempatnya yang asli ketempat lain sebagaimana yang disitir oleh Surah An Nisa' ayat 46 :

"Diantara orang-orang Yahudi itu, mereka mengubah perkataan dari tempatnya ..."
(Qs. an-Nisa' 4:46)

Dengan begitu semakin jelas saja bahwa Bible mengandung tahrif (pengubahan, penambahan, pengurangan dsb), dan jelas pula bahwa kitab yang sudah diubah-ubah itu tidak dapat dikatakan otentik dari Tuhan melainkan merupakan kitab yang terdistorsi oleh ulah tangan-tangan manusia.

Setelah ternyata Ibrahim lebih mengutamakan kecintaan dan kepatuhannya kepada Allah, maka Allah melimpahkan rahmat-Nya yang sangat besar kepada Ibrahim juga Allah telah meluluskan doa Ibrahim sebelumnya agar memperoleh anak yang saleh, yaitu putra tunggalnya, Ismail.

Ismail ini juga mengikuti jejak langkah bapaknya selaku manusia yang menyerahkan diri kepada Allah secara penuh tanpa syarat yang kelak akan menjadi salah seorang penerus kenabian Ibrahim sebagaimana dinyatakan didalam kitab suci AlQur'an pada Qs. 19:54, Qs. 4:163, Qs. 6:86, Qs. 21:85, Qs. 38:48 dan bagi Ismail sendiri juga didalam Bible pun dinyatakan bahwa Allah telah mengabulkan permintaan Ibrahim akan hal diri Ismail dan bahkan dijadikan Allah keturunan Ismail ini sebagai suatu bangsa yang besar (Lihat Kejadian 17:20, Kejadian 21:13 dan Kejadian 21:18 => Secara panjang lebar pembahasannya silahkan baca artikel : Tafsir Kitab Kejadian).

Setelah kisah pengorbanan putra tunggalnya kala itu tersebut, Ibrahim kembali digirangkan oleh Allah dengan mendapatkan seorang putra dari Sarah dimana waktu itu, baik menurut al-Qur'an sendiri maupun Bible, sebelumnya Sarah sempat merasakan pesimis mengingat usianya yang sudah lanjut, sementara Ibrahim sendiri sudah memiliki putra dari Hajar 14 tahun sebelumnya, dikala usia Ibrahim 86 tahun.

al-Qur'an Surah Ibrahim (14) ayat ke-39 melukiskan betapa Ibrahim merasa bersyukur sekali dengan dua putranya ini (yaitu Ismail dan Ishak) sebagai suatu karunia baginya yang sudah berusia lanjut.

Pengusiran Ismail dan Ibunya, Hajar yang dilakukan oleh Sarah sebagaimana yang dimuat didalam Bible terjadi pada waktu Ishak disapihkan karena ketakutan Sarah akan ikut terjatuhnya warisan ketangan Ismail yang juga merupakan putra dari Ibrahim (Lihat Kejadian 21:8-10).

"And the child grew and was weaned: and Abraham made a great feast on the day of his weaning. And when Sara had seen the son of Agar the Egyptian playing with Isaac her son, she said to Abraham: Cast out this bondwoman, and her son: for the son of the bondwoman shall not be heir with my son Isaac."
(Genesis 21:8-10 From Douay)

Hal ini sebenarnya bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Bible dalam ayat lainnya yaitu Ulangan 21:15-17.

"And the water was spent in the bottle, and she cast the child under one of the shrubs. And she went, and sat her down over against him a good way off, as it were a bowshot: for she said, Let me not see the death of the child. And she sat over against him, and lift up her voice, and wept. And Elohim heard the voice of the lad; and the angel of Elohim called Hagar out of heaven, and said unto her, What aileth thee, Hagar? fear not; for Elohim hath heard the voice of the lad where he is."
(Genesis 21:15-17 from "The Restored Name King James Version of the Scriptures")

Kenapa bertentangan ?
Ishak ketika disapih berusia sekitar 2 tahun, sementara Ismail 16 tahun dan saat terjadi pengusiran atas Ismail dan ibunya ini telah terjadi konflik baru dalam ayat-ayat Bible, Kejadian 21:8-10 bertentangan dengan Kejadian 21:14-21.

Dimana dalam ayat itu digambarkan seolah-olah Ismail masih berupa seorang bayi yang digendong dibahu ibunya, dan disebut dengan istilah budak, kemudian Ismail yang menurut Bible sendiri saat itu sudah berusia 16 tahun yang notabene sudah cukup dewasa kembali digambarkan bagai anak kecil yang mesti dibaringkan dibawah pokok serumpun (Kejadian 21:15) lalu diperintahkan untuk diangkat, digendong (Kejadian 21:18)

Masak iya sih Hagar yg seorang perempuan harus menggendong seorang anak laki-laki "tua" yang berusia 16 tahun ?

Kemudian disambung pada Kejadian 21:20 seolah Ismail masih sangat belia sekali sehingga dikatakan "...maka disertai Allah akan budak itu sehingga besarlah dia, lalu ia pun duduklah dalam padang belantara dan menjadi seorang pemanah".

Jadi dari sini saja sudah kelihatan telah terjadi kerusakan dan manipulasi sejarah dan fakta yang ada pada ayat-ayat Bible.

Ada sekelompok kaum Nasrani membantah kalimat "untuk diangkat, digendong ... " yang termuat didalam Bible adalah dalam bentuk kiasan, jadi disana jangan diartikan secara harfiah, karena maksud yang ada pada ayat itu bahwa nasib hidup dan makan dari Ismail ada dipundak Hagar.

Padahal jika kita mau melihat kedalam konteks ayat-ayat aslinya, akan nyatalah bahwa apa yang dimaksudkan dengan bentuk kiasan tersebut sama sekali tidak menunjukkan seperti itu.

Mari kita kupas :

Kejadian 21:14
Maka bangunlah Ibrahim pada pagi-pagi hari, lalu diambilnya roti dan sebuah kirbat yang berisi air, diberikannya kepada Hagar, ditanggungkannya pada bahunya dan anak tersebut, lalu disuruhnya pergi. Maka berjalanlah ia lalu sesatlah ia dalam padang birsjeba.
(Alkitab LAI terbitan Djakarta 1963)

Didalam Bible berbahasa Inggris saya kutipkan adalah demikian :

"And Abraham rose up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it unto Hagar, putting it on her shoulder, and THE CHILD, and sent her away: and she departed, and wandered in the wilderness of Beer-sheba.
(Genesis 21:14 from "The Restored Name King James Version of the Scriptures")

"So Abraham rose up in the morning, and taking bread and a bottle of water, put it upon her shoulder, and delivered the boy, and sent her away. And she departed, and wandered in the wilderness of Bersabee."
(Genesis 21:14 from Douay)

Jadi jelas bahwa Ibrahim mengambil roti dan sebuah kirbat yang berisi air lalu memberikannya kepada Hagar dengan meletakkan keduanya itu diatas pundak Hagar bersama Ismail yang jelas sudah lebih dulu ada dalam dukungannya lalu menyuruh Hagar pergi.

Lihat kalimat bahasa Inggris tidak menyebutkan Hagar dan Ismail tetapi hanya menyebutkan kata "...and sent HER away: and SHE departed, and wandered"

Jadi jelas yang diusir dan berjalan serta tersesat disana adalah Hagar sendirian, sebab Ismail ada dalam gendongan Hagar, bukankah mustahil anak berusia 16 tahun digendong ?

Lalu kita lanjutkan pada kalimat berikutnya :

"Hatta, setelah habislah air yang didalam kirbat itu, maka dibaringkannyalah budak itu dibawah pokok serumpun."
(Alkitab LAI terbitan Djakarta 1963: Kejadian 21:15)

"And the water was spent in the bottle, and SHE CAST THE CHILD under one of the shrubs."
(From "The Restored Name King James Version of the Scriptures")

"And when the water in the bottle was spent, SHE CAST THE BOY under one of the trees that were there."
(From Douay)

Jadi semakin jelas, ketika air didalam kirbat sebagai bekal sudah habis, lalu Ismail (yang secara jelas disebut sebagai THE CHILD dan THE BOY) yang digendong itu diturunkan dari tubuhnya dan dibaringkan dibawah pohon.

Apakah masih mau bersikeras dengan mengatakan kalau kata "menggendong atau memikul" THE CHILD disana bukan dalam arti yang sebenarnya ?

Lalu kita lihat sendiri pada ayat-ayat berikutnya dimana Hagar akhirnya mendapatkan mata air dan memberi minum kepada anaknya (THE CHILD) yang menangis kehausan lalu anak tersebut dibawah bimbingan Tuhan meranjak dewasa, jadi anak itu pada masa tersebut belumlah dewasa, padahal usianya kala itu sudah hampir 17 tahun.

Bagi Ishak sendiri, beliau pun dijanjikan oleh Allah menjadi seorang Nabi yang hanif sebagaimana ayah dan juga saudara tuanya, Ismail, dimana nantinya dari Ishak ini akan terlahir Ya'qub yang kelak menjadi bapak bagi bangsa Israil.

Kepada rekan-rekan dari kalangan Nasrani saya meminta maaf, saya bukan hendak menggurui anda-anda semua atau juga hendak mengadakan pelecehan, tetapi kita sekarang berbicara masalah kebenaran dan keobjektivitasan yang bisa sama-sama kita saksikan.

Saya dapat memahami jika anda dari kaum Nasrani tetap pada pendirian bahwa al-Qur'an salah dan Bible sajalah yang benar, sebab memang dasar pijakan kaum Nasrani ada pada Bible sehingga apapun keyakinan anda maka tidak akan jauh dari apa yang dikatakan oleh Bible.

"Kebenaran itu adalah dari Tuhan-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu." (Qs. Al-Baqarah 2:147)

"Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka manfa'atnya bagi diri sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya." (Qs. Al-An'am 6:104)

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada."
(Qs. al-Hajj 22:46)

"Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan isi neraka itu beberapa banyak dari Jin dan manusia, yang mempunyai hati tetapi tidak untuk mengerti dengannya, mempunyai mata tidak untuk melihat dengannya dan mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengarkan; mereka itu seperti binatang, malah mereka lebih sesat." (Qs. al-A'raaf 7:179)

"Sekalipun melihat, mereka tidak melihat. Sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti." (Matius 13:13)

Read More...

Al-Qur'an dan Penelitian Ilmiah

Assalamualaikum wr. wb.
Dikesempatan kali ini saya ingin membagi sebaian ilmu yang sada dapat dari sebuah eBook Armansyah....Selamat membaca

Penelitian dapat dilakukan dalam segala disiplin ilmu, jadi tempat penelitian/laboratorium bukan hanya milik ilmu kedokteran yang meneliti dan mengamati kegiatan bakteri, dan bukan juga hanya milik ilmu kimia yang meneliti dan mengamati reaksi zat-zat yang dicampur di tabung reaksi.

Tetapi juga milik ilmu-ilmu lain, sehingga dikenal sekarang adanya laboratorium bahasa, laboratorium pemerintahan, laboratorium politik dsb.

Istilah yang menyebutkan 'Lain teori lain pula prakteknya' tidak tepat lagi karena teori dan pendapat ilmiah dari seorang ahli itu muncul setelah ybs melakukan penelitian, dengan demikian selalu didukung oleh kenyataan empiris. Meskipun kadang-kadang teori itu spekulatif namun demikian teori itu dekat dengan kenyataan.

Tujuan teori yaitu secara umum mempersoalkan pengetahuan dan menjelaskan hubungan antara gejala-gejala sosial dengan observasi yang dilakukan.

Teori juga bertujuan untuk meramalkan fungsi dari pada gejala-gejala sosial yang diamati itu berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang secara umum telah dipersoalkan oleh teori.

Dalam berbagai model penelitian untuk menemukan kebenaran ilmiah, ada yang memakai hipotesa, yaitu untuk penelitian yang uji hipotesa atau disebut juga penelitian analisis verifikatif, namun ada pula yang non hipotesis, seperti penelitian deskriptif, yang terdiri dari deskriptif developmental dan deskriptif eksploratif dan lain-lain.



Teori
Konsep <-------------------------------------> Konsep


Operasionalisasi Operasionalisasi

V V
Variabel <-------------------------------------> Variabel
Hipotesis


(Sumber: Dr. Talizidulu Ndraha, Disain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, 1987, yang menerangkan kedudukan Hipotesis terhadap Teori)

Hipotesa harus dibuktikan, tidak dapat menjadi praduga dan persangkaan belaka.
Bila tidak dibuktikan dan diuji, sipeneliti sudah barang tentu tidak mengetahui sejauh mana kebenaran ilmiahnya.

Hal ini bersesuaian dengan apa yang di Firmankan Allah dalam Al-Qur'an sbb:

"Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran." (QS. 53:28)

"...dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja."
(QS. 45:24)

Kata "persangkaan" dan "Duga-duga" dalam ayat diatas berarti hipotesa yang harus diuji dan dibuktikan kebenaran ilmiahnya.

Pada gambar yang telah saya cantumkan, menunjukkan hubungan antara variabel dengan hipotesa. Dari dua atau lebih variabel dapat dibuat hipotesa untuk penelitian analisis verifikatip.

Penelitian analisis verifikatip ditandai dengan penempatan kata "Pengaruh" atau "Peranan" didepan variabel bebas, selanjutnya memerlukan perhitungan statistik untuk menentukan ramalan (prediction) perubahan variabel tergantung, atas tindakan yang sudah dilakukan variabel bebas.

Sehingga antara variabel dengan variabel tergantung diletakkan kata "Terhadap" dan "Dalam" sebagai penghubung, misalnya :



Pengaruh Promosi ASI terhadap berkurangnya penderita diare pada anak.

Peranan Administrasi Pemerintahan Desa dalam Pembangunan Desa.



Lebih rendah gradiasinya dari pemakaian kata "Pengaruh" dan "Peranan" dipakai kata "Hubungan" dengan meletakkan kata "Dengan" sebagai penghubung, misalnya :



Hubungan disiplin Islam secara mendasar dengan berkurangnya tindak kejahatan.

Hubungan pengarsipan dengan pengambilan keputusan.



Variabel dibagi menjadi sub-sub variabel, untuk masing-masing dapat diuji sebagai hipotesa minor.

Penelitian2 seperti apa yang diuraikan diatas, baik analisis verifikatip maupun deskriptif (developmental atau eksploratif) dan lain-lain, sangat diperlukan oleh setiap cendikiawan dan intelektual Muslim, sebagai
realisasi Firman Allah sbb :

"Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfa'at tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman"." (QS. 10:101)

Kata "Perhatikanlah" dapat ditafsirkan sebagai "Lakukanlah Penelitian" karena merupakan perintah untuk para ilmuwan untuk lebih mendalami dan melakukan penelitian dibidang disiplin ilmunya masing-masing.
Dengan demikian ayat tersebut dapat lebih jauh ditafsirkan sbb :

Lakukanlah penelitian dilaboratorium2 berbagai disiplin ilmu pengetahuan, terhadap apa yang ada dan terjadi dari alam raya sampai pada dasar bumi.

Jika tidak, maka tidak akan bermanfaat bagi manusia tanda-tanda kebesaran Allah Rabbul 'Alamin, dan Rasul-rasulNya yang memberi peringatan, yaitu bagi orang -orang yang tidak mempergunakan akal pikirannya dan memiliki keyakinan akan kebesaran agama Islam.

Nabi Muhammad Saw sendiri juga memerintahkan agar umat Islam melakukan penelitian dan beliau juga menyebut-nyebut tentang ilmu pengetahuan sebagaimana diriwayatkan hadits-hadist berikut ini :

"Mencari ilmu pengetahuan itu wajib bagi setiap Muslimin dan Muslimat"

"Tuntutlah ilmu pengetahuan sejak dari buaian sampai keliang lahad."

"Bahwasanya ilmu itu menambah mulia bagi orang yang sudah mulia dan meninggikan seorang budak sampai ketingkat raja-raja."

"Apabila wafat seorang anak Adam, putuslah amal perbuatannya, kecuali tiga perkara, yaitu Ilmu yang membawa manfaat, sedekah Jariyah dan doa anak yang saleh."

"Tidak wajar bagi orang yang bodoh berdiri atas kebodohannya, dan tidak wajar bagi orang yang berilmu berdiam diri atas ilmunya."

"Yang binasa dari umatku ialah, orang berilmu yang zalim dan orang beribadah yang bodoh. Kejahatan yang paling jahat ialah kejahatan orang yang berilmu dan kebaikan yang paling baik ialah kebaikan orang yang berilmu."

"Jadilah kamu orang yang mengajar dan belajar atau pendengar atau pencinta ilmu, dan janganlah engkau jadi orang yang kelima (tidak mengajar, tidak belajar, tidak suka mendengar pelajaran dan tidak mencintai ilmu), nanti kamu akan binasa"

"Barang siapa menghendaki dunia, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Barang siapa menghendaki akhirat, maka dia harus mencapainya dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya, maka dia harus mencapainya dengan ilmu."

"Ma'rifat adalah modalku, akal pikiran adalah sumber agamaku, cinta adalah dasar hidupku, rindu adalah kendaraanku, berdzikir adalah kawan dekatku, keteguhan adalah perbendaharaanku, duka adalah kawanku, ilmu adalah senjataku, ketabahan adalah pakaianku, kerelaan adalah sasaranku, faqr adalah kebanggaanku, menahan diri adalah pekerjaanku, keyakinan adalah makananku, kejujuran adalah perantaraku, ketaatan adalah ukuranku, berjihad adalah perangaiku, hiburanku adalah dalam bersembahyang."

Read More...

Sunday, February 24, 2008

Napoleon Bonaparte Choose Islam

Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.

Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.

Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.

Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.

Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.


"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?"

"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."

"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?"
(Lihat Kejadian 19:30-38)

"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."

Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."

"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."

Selanjutnya :
"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."

"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."

Akhirnya ia berkata :
"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."

Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab.
Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan AlQuran daripada Alkitab, juga semua cerita yang melatar belakanginya.

Read More...

Saturday, February 23, 2008

Muhammad SAW

Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul-Mutalib was not only a holy messenger and a prophet of God, he was a fine man in his own right. Long before the burdens of prophet-hood visited him, this blessed man had already, by virtue of his upright nature and truthfulness, earned for himself the honorable nickname of: 'Al-Amin' (the trustworthy)

A question that comes to mind, and one that came to the minds of many, is: 'Would a man who never lied to a mortal lie on his Lord?'

In the few humble words that follow, let me please share with you what this servant of God truly means to the multitudes of Muslims who love and believe in him.

Here is some beautyful poem for Muhammad SAW



The stone pebble and the soil under his feet gentle
Grateful, delighting in every moment treaded
To the cave of light, soul eager as he retreated:
Read! The Arch Angel commanded.
Read! In the name of thy Lord!


By the Lord of the alalamin,
'To all the world a mercy' Rahmata lilaalamin!
by the One Merciful sent;
Rahmata lilaalamin!


Never for a moment severe
The rowdy with mildness he amended
Rahmata lilaalamin!
'A lamp spreading light', Siraajan munira!


Modest traveler for whom this world
a place of sacrifice sufficed…a servant
While the world under his feet pined
His own shoes he mended...a servant.


Piety he wore, poverty with pride chose, a servant,
he gave up himself, and all he had, a servant.


In his Name! in his Name!
All night long, supplicating
All night long, supplicating
All night long, a servant in the Lord's way, supplicating...a servant.


This son of Makka did ascend
To the Heavens in person did ascend;
an eye-witness to a glory awesome
yet on earth moved he gentle...a servant.


The exalted charcacter the Majesty crowned
The hand of God a spirit perfected.
Beloved of the Loving One and all those who walk upright.


The souls he stirred with happiness shined
The ideal human nation did evolve under this builder of the hearts; a servant.


Let the ignorant say what may, it's lack of nearness,
Not knowledge that feeds on lies promulgated.


Know him, you shall love him.
The most praised
Between heaven and earth
His name's daily repeated:


Muhammad!
Mohamoud!
Ahmed!
Yaa Mustafa!
Your name's with the Lord's joined;
A celebration in the Heavens echoed.


From minarets and on mountain tops
In deep valleys and on the sailing ships
In needy hearts
And wherever the Lord resides
Your name's praised, Yaa Ahmed!
At the heights of fame and power


His tears of compassion
The lowest on heavenly wings to the Heavens soared.


Proud protector of women
Orphaned child and baby-girl…
A community of justice for all he founded
Slave and master in fellowship joined
Under his care all hearts rejoiced.


In the way of God he marched
Liberator of the sinner
In shinning armor fought he evil, relentless
In the face of corrupting forces, undaunted, a servant.


Those who find fault with Ahmed
Far removed are they from the person praised.


Sad indeed is the soul that disregards or
distances itself from this lamp of God.


Rahmata lilaalamin!
Siraajan munira!
Allahuma sali wasalim 'ala sayidina muhammad,
salla Allahu 'alaihi wassalim tasaliman kathira!


-----------------------------------------------

"Allah and His Angels send blessings on the Prophet: O ye that believe!
Send ye blessings on him, and salute him with all respect."



(Qur'an : 33:56)

Read More...

Sunday, February 17, 2008

What The Bible Says About Muhammad SAW Part B


Assalamualaikm wr. wb.
Dear readers,

Continuing my last post abot The Bible says About Muhammad part II, Enjoy the article.

You have to read the first part of this article to get understand what this following explanation is.

In this article I only will show you 5 explanations about it, the next evidences will be show on the next articles. Here are the explanations about the differences between Muses and Yesus according Ahmad Deedat in his discussion with dominee in South Africa.

Father and Mother
"Moses had a father and a mother. Muhammad also had a father and a mother. But Jesus had only a mother, and no human father. Is this true?"

He said: "Yes."

I said: "DAAROM IS JESUS NIE SOOS MOSES NIE, MAAR MUHUMMAD IS SOOS MOSES!"
Meaning: "Therefore Jesus is not like Moses, but Muhammad is like Moses!"

(By now the reader will realize that I was using the Afrikaans language only for practice purposes. I shall discontinue its use in this narration).


Miraculous Birth
"Moses and Muhammad were born in the normal, natural course, i.e. the physical association of man and woman; but Jesus was created by a special miracle.
You will recall that we are told in the Gospel of St.

Matthew 1:18".....BEFORE THEY CAME TOGETHER,(Joseph the Carpenter and Mary) SHE WAS FOUND WITH CHILD BY THE HOLY GHOST.'

And St. Luke tells us that when the good news of the birth of a holy son was announced to her,

Mary reasoned:'.......HOW SHALL THIS BE, SEEING I KNOW NOT A MAN? AND THE ANGEL ANSWERED AND SAID UNTO HER, THE HOLY GHOST SHALL COME UPON THEE, AND THE POWER OF THE HIGHEST SHALL OVERSHADOW THEE :......'( Luke 1:35).

The Holy Qur'an confirms the miraculous birth of Jesus, in nobler and sublime terms. In answer to her logical question:



" O MY LORD! HOW SHALL I HAVE A SON WHEN NO MAN HATH TOUCHED ME? "The angel says in reply:"EVEN SO:ALLAH CREATETH WHAT HE WILLETH:WHEN HE HATH DECREED A PLAN,HE BUT SAITH TO IT "BE,"AND IT IS" (HOLY QUR'AN, 3:47).

It is not necessary for God to plant a seed in man or animal. He merely wills it and it comes into being. This is the Muslim conception the birth of Jesus.

(When I compared the Qur'an and the Biblical versions of the birth of Jesus to the head of the Bible Society in our largest City, and when I enquired: "Which version would you prefer to give your daughter, the QUR'ANIC version or the BIBLICAL version?"
The man bowed his head and answered: "The Qur’an.")

In short, I said to the deminee: "Is it true that Jesus was born miraculously as against the natural birth of Moses and Muhammad?"

He replied proudly:"Yes!"

I said:"Therefore Jesus is not like Moses, but Muhammad is like Moses.
And God says to Moses in the Book of Deuteronomy 18:18 "LIKE UNTO THEE" (Like You, Like Moses) and Muhammad is like Moses."

Marriage Ties
"Moses and Muhammad married and begat children, but Jesus remained a bachelor all his life. Is this true?"

The dominee said: "Yes."

I said: "Therefore Jesus is not like Moses, but Muhammad is like Moses."

Jesus Rejected by his People
"Moses and Muhammad were accepted as prophets by their people in their very lifetime. No doubt the Jews gave endless trouble to Moses and they murmured in the wilderness, but as a nation, they acknowledged that Moses was a Messenger of God sent to them. The Arabs too made Muhammad’s life impossible.
He suffered very badly at their hands. After 13 years of preaching in Mecca, he had to emigrate from the city of his birth. But before his demise, the Arab nation as a whole accepted him as the Messenger of Allah.

But according to the Bible: 'He (Jesus) CAME UNTO HIS OWN, BUT HIS OWN RECEIVED HIM NOT.' (John 1:11).

And even today, after two thousand years, his people- the Jews, as a whole, have rejected him. Is this true?"

The dominee said: "Yes."

I said: "THEREFORE JESUS IS NOT LIKE MOSES, BUT MUHUMMED IS LIKE MOSES."

"Other-Worldly" Kingdom
"Moses and Muhammad were prophets as well as kings. A prophet means a man who receives Divine Revelation for the Guidance of Man and this Guidance he conveys to God's creatures as received without any addition or deletion.
A king is a person who has the power of life and death over his people.

It is immaterial whether the person wears a crown or not, or whether he was ever addressed as king or monarch: if the man has the prerogative of inflicting capital punishment - HE IS A KING.

Moses possessed such a power. Do you remember the Israelite who was found picking up firewood on Sabbath Day, and Moses had him stoned to death? (Numbers- 15:13).

There are other crimes also mentioned in the Bible for which capital punishment was inflicted on the Jews at the behest of Moses. Muhammad too, had the power of life and death over his people.
There are instances in the Bible of persons who were given gift of prophecy only, but they were not in a position to implement their directives. Some of these holy men of God, who were helpless in the face of stubborn rejection of their message, were the prophets’ lot, Jonah, Daniel, Ezra, and John the Baptist.
They could only deliver the message, but could not enforce the Law. The Holy Prophet Jesus (Peace b.u.h) also belonged to this category.

The Christian Gospel clearly confirms this:
when Jesus was dragged before the Roman Governor, Pontius Pilate, Charged for sedition,
Jesus made a convincing point in his defense to refute the false charge :
JESUS ANSWERED, "MY KINGDOM IS NOT OF THIS WORLD': IF MY KINGDOM WERE OF THIS WORLD, THEN WOULD MY SERVANTS FIGHT, THAT I SHOULD NOT BE DELIVERED TO THE JEWS; BUT NOW IS MY KINGDOM NOT FROM HENCE"(John 18:36)

This convinced Pilate (A Pagan) that though Jesus might not be in full possession n of his mental faculty, he did not strike him as being a danger to his rule. Jesus claimed a spiritual Kingdom only; in other words he only claimed to be a Prophet. Is this true?"

The dominee answered:"Yes."

I said:"Therefore Jesus is not like Moses but Muhammad is like Moses."

Dear readers,
so far what do you think about this articles. I will put more evidences that say Muhammad is in the Bible. Wait for my next posting to get more information about this.

Thank you for your attention, Have a good day.

God Bless you, Alhamdulillahirobilalamin.

for more information please chech this website : http://www.islamworld.net/Muhammad.in.Bible.html

Read More...

What The Bible Says About Muhammad SAW Part A

Assalamualaikum wr.wb
Dear readers,

Have you ever wonder about the existence of Muhammad SAW on the Bible? As we know, The Bible says so many important histories, also many stories about greatest Man that ever born on earth. If your head is full with same questions that I have on my mind, I suggest you to read this articles below.

There was a great man, name Ahmad Deedat, that had this conversation about what The Bible says about prophet Muhammad SAW. He discussed it with dominees in South Africa. Ahmad Deedat was an old man that had been learned and searched about the proof of his religion, which is Islam. He traveled a lot, he went to many different places. And this article below is quote by his discussion with dominees in South Africa, and I think this conversation can be a starting point to think about the Islam.

(His conversation with the dominees)



Why nothing?
I posed the question: "What does the Bible say about Muhammad?"

Without hesitation he answered, "Nothing!"

I asked: "Why nothing? According to your interpretation the Bible has so many things to say about the rise of Soviet Russia and about the Last Days and even about the Pope of the Roman Catholics?"

He said, "Yes, but there was nothing about Muhammad!"

I asked again, "Why nothing? Surely this man Muhammad who had been responsible for the bringing into being a world-wide community of millions of Believers who, on his authority, believe in:
(1) The miraculous birth of Jesus,
(2) That Jesus is the Messiah,
(3) that he gave life to the dead by God's permission, and that he healed those born blind and the lepers by God's permission.

Surely this book (the Bible) must have something to say about this great Leader of men who spoke so well of Jesus and his mother Mary?"

The old man from the Free State replied. "My son, I have been reading the Bible for the past 50 years, and if there was any mention of him, I would have known it."

Not one by name!
I enquired: "According to you, are there not hundreds of prophecies regarding the coming of Jesus in the Old Testament."

The dominee interjected: "Not hundreds, but thousands!"

I said, "I am not going to dispute the 'thousand and one' prophecies in the Old Testament regarding the coming of Jesus Christ, because the whole Muslim-world has already accepted him without the testimony of any Biblical prophecy. We Muslims have accepted the de facto Jesus on the authority of Muhammad alone, and there are in the world today no less than 900,000,000 followers of Muhammad who love, respect and rev ere Jesus Christ as a great Messenger of God without having the Christians to convince them by means of their Biblical dialectics. Out of the 'thousands' of prophecies referred to, can you please give me just one single prophecy where Jesus is mentioned by name? The term 'Messiah', translated as 'Christ', is not a name but a title. Is there a single Prophecy where it says that the name of the Messiah will be JESUS, and that his mother's name will be MARY, that his supposed father will be JOSEPH THE CARPENTER; that he will be born in the reign of HEROD THE KING, etc. etc.? No! There are no such details! Then how can you conclude that those 'thousand' Prophecies refer to Jesus (Peace be upon him)?"

The dominee replies: "You see, prophecies are word-pictures of something that is going to happen in the future. When that thing actually comes to pass, we see vividly in these prophecies the fulfillment of what had been predicted in the past."

I said: "What you actually do is that you deduce, you reason, you put two and two together."

He said: "Yes."

I said: "If this is what you have to do with a 'thousand' prophecies to justify your claim with regards to the genuineness of Jesus, why should we not adopt the very same system for Muhammad?"

The dominee agreed that it was a fair proposition, a reasonable way of dealing with the problem.

I asked him to open up Deuteronomy, chapter 18, verse 18, which he did. I read from memory the verse in Afrikaans, because this was my purpose in having a little practice with the language of the ruling race in South Africa.

'N PROFEET SAL EK VIR HULLE VERWEK UIT DIE MIDDE VAN HULLE BROERS, SOOS JY IS, EN EK SAL MY WOORDE IN SY MOND LE, EN HY SY SAL AAN HULLE SE ALLE WAT EK HOM BEVEEL. Deut.18: 18.

The English translation reads as follows:-

"I will raise them up a Prophet from among their brethren, like unto thee, and I will put my words in his mouth; and he shall speak unto them all that I shall command him." Deut.18:18.

Having recited the verse in Afrikaans, I apologized for my uncertain pronunciation; the dominee assured me that I was doing fine.

I enquired: "To whom does this prophecy refer?"

Without the slightest hesitation he answered: "JESUS!"

I asked: "Why Jesus?... his name is not mentioned here."

The demine replied: "Since prophecies are word-pictures of something that is going to happen in the future, we find that the wordings of this verse adequately describe him. You see the most important words of this prophecy are 'SOOS JY IS' (like unto thee), - LIKE YOU - like Moses, and Jesus is like Moses. "

I questioned: "In which way is Jesus like Moses?"

The answer was: "In the first place Moses was a JEW and Jesus was also a JEW; secondly, Moses was a PROPHET and Jesus was also a PROPHET - therefore Jesus is like Moses and that is exactly what God had foretold Moses - "SOOS JY IS". "Can you think of any other similarities between Moses and Jesus?"

I asked. The dominee said that he could not think of any.

I replied: "If these are the only two criteria for discovering a candidate for this prophecy of Deuteronomy 18:18, then in that case the criteria could fit any one of the following Biblical l personages after Moses:- Solomon, Isaiah, Ezekiel, Daniel, Hosea, Joel, Malachi, John the Baptist etc., because they were also ALL Jews as well as Prophets. Why should we not apply this prophecy to any one of these prophets, and why only to Jesus? Why should we make fish of one and fowl of another?"

The dominee had no reply.

I continued: "You see, my conclusions are that Jesus is most unlike Moses, and if I am wrong I would like you to correct me."So staying, I reasoned with him: "In the FIRST place Jesus is not like Moses, because, according to you - 'JESUS IS A GOD', but Moses is not God. Is this true?"

He said: "Yes."

I said: "Therefore, Jesus is not like Moses! SECONDLY, according to you - 'JESUS DIED FOR THE SINS OF THE WORLD', but Moses did not have to die for the sins of the world. Is this true?"

He again said: "Yes."

I said: "Therefore Jesus is not like Moses! THIRDLY, according to you - 'JESUS WENT TO HELL FOR THREE DAYS', but Moses did not have to go there. Is this true?"

He answered meekly: "Y-e-s."

I concluded: "Therefore Jesus is not like Moses!"

"But dominee,"

I continued: "these are not hard facts, solid facts; they are mere matters of belief over which the little ones can stumble and fall. Let us discuss something very simple, very easy that if your little ones are called in to hear the discussion, would have no difficulty in following it, shall we?"

The dominee was quiet happy at the suggestion.

Dear readers, there are more explanations about the topic above. But, I don't want to make this article became too long and you get bored at reading it, so I am making this article into 2 parts. And the following article will be the second part of the explanation.

Thank you for reading it, have a good day.

And God bless you, alhamdulliahirobilalamin....

TO BE CONTINUED

Read More...

search